Menunggu Bete

Bete

Tahukah kamu kalau aku BT karena ga tau apa itu singkatan BT? 
Tahukah kamu kalau BT terdiri dari huruf B dan T?
Dan tahukah kamu bahwa BT tidak bisa dibaca 'beta' kecuali tulisannya seperti ini; Bتٓ

Ya, BT memang semenyebalkan itu. Tapi buat aku ga selamanya BT itu menyebalkan, dan itu karna kamu. 
Pukul 10 malam, hapeku bergetar syahdu. Awalnya aku kira cuma broadcast message promot pin bbm, tapi ternyata itu dari kamu. 
"Liang" katamu malam itu—yang kebetulan display nameku Liang Indracakti—menyapaku
"Ngapain lu nge bm malem-malem?" Jawabku 
"Iya nih lagi bt" 
Lihat? Gara-gara bt kamu bbm aku. Sejak malem itu, aku selalu ngomong dalem hati 
"Kamu, sering-sering BT ya"

Tapi kamu tau nggak? Kadang aku sampe BT nungguin kamu BT, kamu ilang gatau kemana. Sampe aku nulis tulisan ini aku gatau kamu kemana. 
Di otak aku mulai banyak pikiran-pikiran pesimis "Kayanya pelarian kamu bukan cuma aku" bisa aja kan kalau lagi BT kamu larinya ke orang lain? Tapi aku nggak peduli, karena itu hak kamu. 

Mungkin akan banyak orang yang beranggapan "Ah itumah ada kalo lagi butuh doang" atau "dia dateng karna ada butuhnya." 
Mungkin betul, karena bukannya manusia memang begitu? Seperti contoh ketika kamu kebelet berak. Apa yang kamu butuhkan? Pantat, betul kamu butuh pantat. Tapi jawaban yang lebih serius adalah kamu butuh toilet. 
Kebelet berak, pergi ke toilet, selesaikan, cebok, lalu pergi lagi. Ketika selesai berak, toilet tak lagi dibutuhkan, lalu ditinggilkan. 
Toilet mirip denganku. 
Lagian, siapa juga yang tiap waktu datang ke toilet tapi ga ada keperluan apa-apa. Gilak. 

"Kamu ada kalau lagi butuh doang" kalau memang bener begitu, berarti satu-satunya cara supaya kamu selalu ada buat aku cuma satu; Menjadi sesuatu yang selalu kamu butuhkan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Cinta Elektrik

Minggu Pagi

Aku Merindukanmu